“Janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah bercerai-berai dan berselisih setelah datang kepada mereka keterangan yang jelas. Dan bagi mereka azab yang besar.”

(QS. Ali ‘Imran: 105)

 

 

 

Islam diturunkan sebagai rahmat bagi semesta alam, membawa cahaya kebenaran dan keadilan. Namun, dalam perjalanan sejarahnya, sering kali Islam mengalami ujian berat—bukan hanya dari musuh luar, tetapi juga dari mereka yang mengaku sebagai penganutnya sendiri.

 

Darah khalifah yang tertumpah, pertumpahan di dalam masjid, dan pengkhianatan terhadap keluarga Nabi ﷺ adalah bukti bahwa ancaman terhadap Islam sering kali datang dari dalam.

 

Hari ini, kita bertanya: apakah kita telah belajar dari sejarah? Ataukah kita hanya mengulang kesalahan dengan wajah yang berbeda?

 

1. Khalifah Umar bin Khattab: Terluka di Tempat Sucinya

 

Umar bin Khattab, seorang pemimpin yang tegas dan adil, selalu berdoa agar syahid di jalan Allah. Doanya terkabul ketika ia diserang saat sedang memimpin shalat Subuh. Luka itu membawanya pada kematian beberapa hari kemudian.

 

Umar tidak terbunuh di medan perang melawan musuh Islam, tetapi di tempat suci oleh seseorang yang hidup di dalam lingkungan Muslim. Sebelum wafat, ia hanya berharap agar umat Islam tetap bersatu.

 

Tetapi apakah harapan Umar terwujud?

 

2. Usman bin Affan: Khalifah yang Dibunuh Saat Membaca Al-Qur’an

 

Usman bin Affan menghadapi masa yang penuh dengan fitnah dan perselisihan. Ia memilih untuk tetap bersabar, tidak ingin menumpahkan darah sesama Muslim.

 

Saat kelompok pemberontak mengepung rumahnya, ia tetap membaca Al-Qur’an. Hingga akhirnya, pedang-pedang menghunjam tubuhnya, dan darahnya menetes di halaman Al-Qur’an yang ia baca.

 

Ia bukan dibunuh oleh musuh Islam dari luar, tetapi oleh mereka yang juga mengucapkan syahadat.

 

 

3. Imam Ali: Kezaliman di Masjid Kufah

 

Ali bin Abi Thalib, yang dikenal karena kebijaksanaan dan keberaniannya, juga mengalami nasib yang tragis. Saat sedang bersujud dalam shalat Subuh di Masjid Kufah, ia diserang oleh seseorang yang membawa dendam.

 

Dengan luka yang parah, Ali tetap dalam keteguhannya. Ia hanya berkata,

“Demi Tuhan Ka’bah, aku telah menang!”

 

Namun, setelah kepergiannya, apakah Islam semakin bersatu atau justru semakin terpecah?

 

 

4. Imam Hasan: Akhir Tragis Seorang Pemimpin yang Damai

 

Imam Hasan, yang dikenal dengan kelembutan dan kebijaksanaannya, menghadapi tekanan besar dalam dunia politik. Ia wafat dalam keadaan diracun, sebuah tindakan yang diduga melibatkan konspirasi politik.

 

Bukan musuh dari luar yang menghabisi nyawanya, tetapi tangan-tangan yang juga mengaku Muslim.

 

 

5. Tragedi Karbala: Ketika Cucu Nabi SAW Dibantai

 

Imam Husain, cucu Rasulullah SAW, memilih untuk tidak tunduk kepada kepemimpinan yang ia anggap tidak adil. Ia dan keluarganya menghadapi penyiksaan di Padang Karbala, hingga akhirnya dibantai dalam keadaan haus dan kelaparan.

 

Darah cucu Nabi SAW mengalir di tanah Karbala, sementara sebagian umat Islam berpaling.

 

Apakah ini wajah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW?

 

6. Harun ar-Rasyid dan Ujian Kekuasaan

 

Dalam sejarah, tidak sedikit penguasa yang menggunakan agama sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. Di antara mereka, terdapat nama-nama besar yang dikenal sebagai pemimpin cerdas dan kuat, tetapi juga meninggalkan jejak kelam dalam sejarah Islam.

 

Konflik politik sering kali berujung pada tindakan keras terhadap mereka yang dianggap sebagai ancaman, termasuk keturunan Nabi SAW sendiri. Banyak yang mengalami pemenjaraan, pengasingan, dan bahkan eksekusi.

 

7. Salman Rushdie dan Fitnah Hadis Palsu

 

Di era modern, tantangan terhadap Islam datang dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah penyebaran informasi yang menyesatkan tentang ajaran Islam, termasuk melalui karya-karya sastra.

 

Buku kontroversial “The Satanic Verses” yang ditulis oleh Salman Rushdie, misalnya, didasarkan pada narasi-narasi yang berasal dari riwayat yang tidak sahih. Hal ini memicu kemarahan besar di dunia Islam, hingga akhirnya muncul fatwa yang menyerukan hukuman atas penulisnya.

 

Tetapi pertanyaannya, bagaimana riwayat-riwayat ini bisa tersebar luas sejak awal?

 

 

📌 Pelajaran dari Sejarah: Mampukah Kita Berubah?

 

Islam tidak dihancurkan oleh musuh dari luar, tetapi oleh perselisihan, pengkhianatan, dan penyimpangan dari dalam.

 

✅ Khalifah Umar diserang di masjid oleh seseorang yang hidup di tengah umat Islam.

✅ Khalifah Usman terbunuh oleh kelompok Muslim yang termakan fitnah.

✅ Imam Ali ditebas saat sujud oleh seseorang yang mengaku Muslim.

✅ Imam Hasan wafat dalam keadaan diracun.

✅ Imam Husain dibantai oleh pasukan yang mengaku Muslim.

✅ Para keturunan Nabi ﷺ mengalami kezaliman dalam politik Islam.

✅ Hadis-hadis palsu memberi celah bagi mereka yang ingin mencoreng nama Islam.

 

Allah SWT telah memperingatkan:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

— (QS. Ar-Ra’d: 11)

Islam adalah agama yang membawa cahaya. Namun, selama umatnya masih mengulangi kesalahan yang sama, maka kegelapan akan terus menyelimuti peradaban ini.

Apakah kita akan menjadi generasi yang belajar dari sejarah, ataukah kita akan terus mengulangnya?